Di celah-celah rotasi waktu yang kosong, biasanya ku belanjakan roda aktifitasku untuk nongkrong di warkop, ataupun bermain Playstation dengan teman satu kos2an. Satu hal yang sekarang jarang aku sempatkan adalh aktivitas camping di hutan ato gunung. Mungkin terakhir kali aku lakukan ketika masih tergabung di KOMPASS (KomandoPecintaAlamSMUSABojonegoro). Kerasa berat, canggung, dan aneh kaki ini aku gunakan untuk membuat jejak lagi di tengah hutan/gunung, apalagi di Suatu Pulau yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Tak seperti ketika bermain futsal di lapangan. Sudah lama sekali aku tidak cuci mata memandang keindahan alam semesta yang terus mengembang. Bosan rasanya mendengar ”filosofi jancok” serta melihat mahasiswi2 ITS yang saat ini riwa-riwi dengan gaun seksi dan trendi.
Walaupun malam terakhir aku dan kawan2ku tidak jadi menginap di pulau, tapi kehadiran sendang biru sebagai dermaga masuk ke pulau sempu mampu menggurat kenangan di kelopak hati. Rancang Bangun api unggun, lalu menggosip tentang seorang kawan, tentang buku kenangan, dan tentang guyon suroboyoan. Sejenak aku seret pandanganku pada tulisan di mading pos keamanan, terdapat satu korban jiwa beberapa hari yang lalu. Mungkin itu sebabnya kami dilarang mendirikan Tenda di Pulau. Tapi syukurlah tak ada korban jiwa dari kami. Setelah sempat mengobrol dengan penduduk setempat, Aku jadi termenung sesaat.. melihat langit dan laut sembari mengkerlingkan batin. Pun rasa syukurku bergolak, setidaknya aku dan 17 kawanku tidak pernah merasa kesulitan di pulau ini. Amiiin......
”Upik bangun, sholat subuh dulu..” Suara gadis berintonasi lemah lembut menggugahku. Paginya aku seperti kesetanan, bangun pagi lalu ikut jamaah subuh dan sedikit olahraga, kemudian mengepak semua perlengkapan, termasuk membungkus Celana Dalamku pada kantong plastik. Terlalu banyak kenangan, meski singkat.. sekedar 2 hari. Tapi Sempu telah membuatku jatuh hati.. dan juga terenyuh... ketika HP Nokia sahabatku hilang di pelabuhan. Beberapa teman menangis.. semoga rasa kehilangan menjadi milik bersama karena Gusti Allah pun telah berusaha memberikan hikmah yang bermanfaat. Hampir satu jam aku merenung diatas Bison beroda karet.. kembali ke ”kota Dancok” sambil sesekali menengok ke belakang melihat laut.. dan pulau ”gibran” yang tak lagi kelihatan ..............
Sendang Biru, 9 oktober 2008
By. Lutfi Albahroni ( The Special_1 )
2 komentar:
Pada saat itu, saya merasakan bahwa manusia telah mencapai puncak kesuksesan tertinggi..karena apa?
Karena di sempu kami merasakan kokohnya karang mampu menghancurkan kemunafikan yang selama ini dengan sporadis menggerogoti lumbung perjalanan dalam hati !!!
Sesaat itu pula saya merasakan MUAK sekaligus MERDEKA telah mengerti bahwa selama ini dunia selalu dilingkari oleh KEMUNAFIKAN..tidak sejujur SEMPU..SEMPU berkata apa adanya,,,,
Wiwid-its.blogspot.com
emang sempu ada dimana se????
kayak di banyuwangi aja...
yaa...
selalu ada nafas tenang saat kita berada di antara sebuah hamparan kebesaran Allah...
kapan2 main ke banyuwangi,..
meski sekarang pantai surfing setelah hawai,..telah dirampas oleh keserakahan pihak tidak bertanggung jawab yang hanya mencintai uang dan tidak punya hati untuk mencintai alam...
meski begitu,..ada banyak keindahan bnayuwangi yang sebenarnya masih belum tersentuh oleh banyak orang...
dan yang begitu,,.sebenarnya yang aku syukuri..
karena masih ada tempat untuk melepas segala dahaga dan menjauh dari segala kekotoran..
Allahu Akbar..
Semoga Allah tetap menjaga alam kita,..
Posting Komentar